Vinsensius Gilrandy Santoso
Arsitektur bukan sekadar persoalan bentuk atau keindahan visual, melainkan sarana perjuangan untuk menciptakan ruang hidup yang manusiawi, berpihak pada mereka yang kecil, menghormati alam, dan menumbuhkan harapan dalam komunitas. Mendiami bumi berarti menjalin hubungan penuh kesadaran dan rasa hormat terhadap ruang, benda, alam, dan sesama, bukan sekadar berada di atasnya. Pendekatan desain berfokus pada keterkaitan konteks lingkungan, karakter bangunan, dan nilai budaya lokal dengan mengusung prinsip arsitektur ekologi. Melalui inovasi strategi pemanfaatan material ramah lingkungan, pengolahan limbah, dan energi alam, arsitektur dikembangkan sebagai sinergi antara ekosistem alami dan perilaku makhluk hidup yang dinaunginya. Dengan demikian, desain menjadi sarana untuk menciptakan ruang yang adaptif, ekologis, dan selaras dengan dinamika sosial serta budaya masyarakat setempat, memperkuat nilai keberlanjutan, keadilan, dan kemanusiaan dalam setiap elemennya.